Hati-hati jangan terlalu sering
Ternyata proses pencernaan mie yang masih fresh dan mie instan berbeda jauh. Hal ini memberikan dampak negatif pada sistem pencernaan kita.
Tak aneh jika mie instan jadi makanan favorit banyak orang. Bagaimana tidak, rasanya yang enak, murah dan praktis membuat banyak orang jatuh hati.
Bahkan pada anak kos atau kuliahan mungkin mie instan jadi makanan favorit yang bisa dikonsumsi hampir tiap hari. Nah supaya tidak kecanduan, kamu perlu tahu bagaimana proses pencernaan dalam perut ya.
Baru-baru ini ada seorang dokter yang meneliti proses perjalanan mie instan dalam perut manusia. Hasilnya mengejutkan, ternyata mie instan membutuhkan proses metabolisme yang cukup lama.
Dilansir dari Life Hack (17/6) dampak buruk konsumsi mie instan ditunjukkan oleh seorang dokter yang secara khusus meneliti proses pencernaan mie instan di dalam perut manusia.
Mie instan ternyata cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Organ tubuh dipaksa bekerja lebih keras dan berat saat mie instan masuk ke dalam perut.
Dr. Kuo meneliti proses ini dengan cara memasukkan kamera berukuran kecil ke dalam perut orang yang baru saja mengonsumsi mie instan. Ia lantas membandingkan dengan proses pencernaan orang yang makan mie segar buatan sendiri.
"Hal yang paling mengejutkan tentang percobaan kami ini ketika melihat pada interval waktu. Katakanlah dalam satu atau dua jam, kami melihat mie instan yang diproses di dalam perut tidak terlalu rusak (hancur) dibandingkan mie buatan sendiri," kata Dr. Kuo.
Dalam rekaman kamera terlihat setelah dua jam, mie segar hampir sepenuhnya telah dicerna dengan baik. Terlihat mie sudah terlihat hancur karena organ dalam perut memecah mie sebagaimana mestinya.
Lalu dibandingkan dengan mie instan yang walaupun sudah dicerna selama 2 jam tapi bentuknya terlihat masih utuh seperti mie biasanya. Kamera mikro seukuran kapsul vitamin ini merekam aktivitas perut selama 32 jam.
"Apa yang kami lihat di sini adalah organ perut bolak-balik mencoba menggiling mie instan," jelas Dr. Kuo.
Penelitian ini membuktikan kalau mie instan lebih sulit dicerna dibandingkan mie segar buatan sendiri. Organ dalam perut juga seolah dipaksa terus menerus menghancurkan tekstur mie instan agar bisa lanjut ke tahap lainnya.
Dr. Kuo beranggapan, bahan yang membuat mie instan sulit dicerna adalah pengawet Terriary-butyl hydroquinone (TBHQ). TBHQ adalah aditif yang biasa digunakan dalam makanan instan murah seperti mie instan dan popcorn instan.
FDA mengatakan bahwa TBHQ tidak boleh melebihi kadar 0,02 persen dari kandungan minyak dan lemak makanan.
Sejumlah kecil TBHQ mungkin tidak akan menyebabkan kematian, tetapi berpotensi dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan. Seperti melemahnya organ tubuh dan timbulnya kanker serta tumor.
Sayangnya, penelitian Dr. Kuo terlalu minim data. Masih banyak serangkaian tes lainnya yang perlu diuji demi mendapatkan data yang valid dan akurat.
Tapi sebagai langkah antisipasi, sebaiknya kurangi konsumsi makanan olahan dan makanan instan agar organ tubuh tetap sehat dan bekerja normal sebagaimana mestinya.
No comments:
Post a Comment